Senin, 26 September 2011

PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA

Persebaran flora dan fauna di muka bumi dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu :

A. Penyebab Persebaran
  1. Tekanan Populasi, semakin banyak /bertambahnya populasi akan menyebabkan kebutuhan akan persediaan bahan makanan menjadi semakin sulit dipenuhi sehingga menyebabkan migrasi. 
  2. Persaingan, ketidakmampuan fauna dalam bersaing dalam memperebutkan wilayah kekuasaan dan bahan makanan yang dibutuhkan juga mendorong terjadinya migrasi ke daerah lain
  3. Perubahan Habitat, berubahnya lingkungan tempat tinggal dapat menyebabkan ketidakmampuan dalam beradaptasi terhadap perubahan tersebut dan menjadi merasa tidak cocok untuk terus menempati daerah asal.
B. Sarana Persebaran
  1. Udara, dengan media udara fauna dapat bermigrasi dari kekuatan terbang sedangkan flora dapat menggunakan angin untuk bermigrasi dari berat-ringannya benih.
  2. Air, kemampuan fauna dalam berenang terutama hewan-hewan air menyebabkan perpindahan mudah terjadi.  Benih tumbuhan dapat terangkut dan berpindah tempat dengan menggunakan media aliran air sungai atau arus laut.
  3. Lahan, hampir semua fauna daratan menggunakan lahan sebagai media untuk berpindah tempat.
  4. Pengangkutan Manusia, baik secara sengaja ataupun tidak manusia dapat menyebabkan perpindahan flora dan fauna.
C. Hambatan (barier) Persebaran
  1. Hambatan Iklim, keadaan iklim terutama yang bersifat ekstrim dapat dapat menghambat persebaran misalnya kondisi temperatur, kelembaban udara dan curah hujan.
  2. Hambatan Edafik (tanah), tanah sangat berpengaruh bagi tanaman/tumbuhan karena sangat memerlukan unsur-unsur penting dalam tanah yaitu unsur hara, udara, kandungan air yang cukup. Lapisan tanah yang tipis dan keras membuat hewan-hewan yang terbiasa menggali tanah dan bertempat tinggal di dalam tanah memilih mencari daerah yang lapisan tanahnya tebal dan gembur.
  3. Hambatan Geografis, bentang alam muka bumi dapat menghambat persebaran flora dan fauna seperti samudera, padang pasir, sungai dan pegunungan.
  4. Hambatan Biologis, kondisi lingkungan yang cocok untuk hidup serta persediaan bahan makanan yang melimpah menjadi faktor penghambat flora dan fauna dalam bermigrasi. Hal ini berkaitan dengan kecocokan dengan kondisi alam.

HUTAN HUJAN

Hutan hujan tropika atau sering  juga ditulis sebagai hutan  hujan tropis adalah  bioma  berupa   hutan  yang  selalu basah atau lembab, yang dapat ditemui di wilayah sekitar   khatulistiwa; yakni kurang lebih pada lintang 0°–10° ke utara dan ke selatan  garis khatulistiwa.   Hutan-hutan ini didapati di  Asia,  Australia,  Afrika,  Amerika Selatan,  Amerika Tengah,  Meksiko  dan Kepulauan Pasifik . Dalam peristilahan  bahasa Inggris ,  formasi   hutan  ini dikenal sebagai lowland equatorial evergreen rainforest,   tropical lowland evergreen rainforest, atau secara ringkas   disebut tropical rainforest.

Hutan hujan tropika merupakan  rumah untuk setengah spesies flora dan  fauna di seluruh dunia. Hutan hujan tropis juga dijuluki sebagai "farmasi terbesar dunia"   karena hampir 1/4 obat modern berasal dari tumbuhan di hutan hujan ini.

Karakteristik  ekologis

Persebaran hutan hujan tropis  di seluruh dunia

Hutan hujan tropika terbentuk di  wilayah-wilayah beriklim  tropis,  dengan curah hujan tahunan minimum  berkisar antara 1.750 millimetre  (69 in) dan 2.000 millimetre (79 in).  Sedangkan rata-rata temperatur  bulanan berada di atas 18 °C (64 °F) di  sepanjang tahun.
Hutan basah ini tumbuh di dataran rendah hingga  ketinggian sekitar  1.200  m  dpl., di atas tanah-tanah yang subur atau relatif  subur, kering (tidak  tergenang air dalam waktu lama), dan tidak  memiliki musim  kemarau  yang nyata (jumlah bulan kering

Hutan hujan tropika merupakan  vegetasi  yang paling kaya, baik dalam arti jumlah  jenis  makhluk hidup yang membentuknya, maupun dalam tingginya nilai sumberdaya   lahan ( tanah ,    air ,  cahaya matahari )   yang dimilikinya. Hutan dataran rendah ini didominasi oleh pepohonan   besar yang membentuk tajuk berlapis-lapis (layering),   sekurang-kurangnya tinggi tajuk teratas rata-rata adalah 45 m (paling   tinggi dibandingkan rata-rata hutan lainnya), rapat, dan hijau sepanjang   tahun. Ada tiga lapisan tajuk atas di hutan ini:
  • Lapisan  pohon-pohon yang lebih tinggi, muncul di sana-sini dan  menonjol di atas  atap tajuk (kanopi hutan) sehingga dikenal  sebagai “sembulan” (emergent).  Sembulan ini bisa sendiri-sendiri  atau terkadang menggerombol, namun  tak banyak. Pohon-pohon tertinggi ini  bisa memiliki batang bebas cabang  lebih dari 30 m, dan dengan lingkar  batang hingga 4,5 m.
  • Lapisan  kanopi hutan rata-rata, yang tingginya antara 24–36 m.
  • Lapisan  tajuk bawah, yang tidak selalu menyambung. Lapisan ini  tersusun oleh  pohon-pohon muda, pohon-pohon yang tertekan  pertumbuhannya, atau  jenis-jenis pohon yang tahan naungan.
 Kanopi hutan banyak  mendukung kehidupan lainnya, semisal berbagai  jenis  epifit  (termasuk  anggrek ),  bromeliad ,  lumut , serta  lumut kerak , yang hidup melekat di cabang dan rerantingan.   Tajuk atas ini demikian padat dan rapat, membawa konsekuensi bagi   kehidupan di lapis bawahnya. Tetumbuhan di lapis bawah umumnya terbatas   keberadaannya oleh sebab kurangnya cahaya matahari yang bisa mencapai   lantai hutan,  sehingga orang dan hewan cukup leluasa berjalan di dasar hutan.
Ada dua lapisan tajuk lagi di aras lantai hutan, yakni  lapisan semak  dan lapisan vegetasi penutup tanah. Lantai hutan sangat  kurang cahaya,  sehingga hanya jenis-jenis tumbuhan yang toleran  terhadap naungan yang  bertahan hidup di sini; di samping jenis-jenis  pemanjat ( liana )  yang  melilit batang atau mengait cabang untuk mencapai atap tajuk.  Akan  tetapi kehidupan yang tidak begitu memerlukan cahaya, seperti  halnya  aneka  kapang  dan organisme pengurai (dekomposer) lainnya tumbuh berlimpah  ruah. Dedaunan, buah-buahan, ranting, dan  bahkan batang kayu yang rebah,  segera menjadi busuk diuraikan oleh  aneka organisme tadi.  Pemakan   semut raksasa  juga hidup di sini.

Pada saat-saat tertentu  ketika tajuk tersibak atau terbuka karena  sesuatu sebab (pohon yang  tumbang, misalnya), lantai hutan yang kini  kaya sinar matahari segera  diinvasi oleh berbagai jenis terna, semak dan  anakan pohon; membentuk  sejenis rimba yang rapat.

Penyebaran geografis

Hutan  hujan dataran rendah tropika ini ditemukan baik di kawasan  Malesia  maupun di  Amerika  tropis; namun kemungkinan tidak terbentuk  di  Afrika .  Di  luar wilayah Malesia, hutan-hutan ini di Asia didapati  sedikit-sedikit  di sekitar  Assam  dan Burma , sepanjang jalur sempit di Ghats Barat ( India ),  Kepulauan Andaman , di perbatasan  Thailand  dengan  Kamboja ,   di  Cina  selatan,  Hainan  dan  Taiwan ,   serta di  Pasifik  di Kepulauan  Melanesia  dan mungkin pula  Mikronesia .

Keanekaragaman  hayati

Hutan hujan ini adalah yang paling kaya  keanekaragaman hayatinya di  antara jenis-jenis hutan lainnya. Di  Sarawak  dan Brunei  saja diperkirakan terdapat antara 1.800–2.300 spesies pohon dengan   diameter batang ≥ 10 cm.

Sumber :
http://mypariwisata.blogspot.com

MACAM-MACAM BIOMA


A. Bioma Gurun dan Setengah Gurun

Bioma gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan Asia Barat.

Ciri-ciri:
  1. Curah hujan sangat rendah, + 25 cm/tahun
  2. Kecepatan penguapan air lebih cepat dari presipitasi
  3. Kelembaban udara sangat rendah
  4. Perbedaan suhu siang haridenganmalamharisangattinggi(siangdapat mencapai 45 C, malam dapat turun sampai 0oC)
  5. Tanah sangat tandus karena tidak mampu menyimpan air 
 Lingkungan biotik:
  • Flora: tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan daerah kering (tumbuhan serofit).
  • Fauna: hewan besar yang hidup di gurun umumnya yang mampu menyimpan air, misalnya unta, sedang untuk hewan-hewan kecil misalnya kadal, ular, tikus, semut, umumnya hanya aktif hidup pada pagi hari, pada siang hari yang terik mereka hidup pada lubang-lubang.


B. Bioma Padang Rumput

Bioma padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, Australia.

Ciri-ciri:
  1. Curah hujan antara 25 - 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput curah hajannya dapat mencapai 100 cm/tahun.
  2. Curah hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur.
  3. Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan drainase kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.

Lingkungan biotik:
  • Flora: tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan porositas dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain yang hidup selain rumput, tetapi karena mereka merupakan vegetasi yang dominan maka disebut padang rumput. Nama padang rumput bermacam-macam seperti stepa di Rusia Selatan, puzta di Hongaria, prairi di Amerika Utara dan pampa di Argentina.
  • Fauna: bison dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan jerapah di Afrika, domba dan kanguru diAustralia. Karnivora: singa, srigala, anjing liar, cheetah.


C. Bioma Sabana

Bioma sabana adalah padang rumput dengan diselingi oleh gerombolan pepohonan. Berdasarkan jenis tumbuhan yang menyusunnya, sabana dibedakan menjadi dua, yaitu sabana murni dan sabana campuran.
  1. Sabana murni : bila pohon-pohon yang menyusunnya hanya terdiri atas satu jenis tumbuhan saja.
  2. Sabana campuran : bila pohon-pohon penyusunnya terdiri dari campuran berjenis-jenis pohon.


D. Bioma Hutan Tropis

Bioma hutan tropis merupakan bioma yang memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan yang paling tinggi. Meliputi daerah aliran sungai Amazone- Orinaco, Amerika Tengah, sebagian besar daerah Asia Tenggara dan Papua Nugini, dan lembah Kongo di Afrika.

Ciri-ciri:
  1. Curah hujannya tinggi, merata sepanjang tahun, yaitu antara 200 - 225 cm/tahun.
  2. Matahari bersinar sepanjang tahun.
  3. Dari bulan satu ke bulan yang lain perubahan suhunya relatif kecil.
  4. Di bawah kanopi atau tudung pohon, gelap sepanjang hari, sehingga tidak ada perubahan suhu antara siang dan malam hari.
Lingkungan Biotik :
  • Flora: pada biorna hutan tropis terdapat beratus-ratus spesies tumbuhan. Pohon-pohon utama dapat mencapai ketinggian 20 - 40 m, dengan cabang-cabang berdaun lebat sehingga membentuk suatu tudung atau kanopi. Tumbuhan khas yang dijumpai adalah liana dan epifit. Liana adalah tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit adalah tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan tidak merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang Burung.
  • Fauna: di daerah tudung yang cukup sinar matahari, pada siang hari hidup hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang hari, di daerah bawah kanopi dan daerah dasar hidup hewan-hewan yang bersifat nokfurnal yaitu hewan yang aktif pada malam hari, misalnya: burung hantu, babi hutan,kucing hutan, macan tutul.


E. Hutan Musim

Di daerah tropis, selain hutan tropis terdapat pula hutan musim. Ciri tumbuhan yang membentuk formasi hutan musim: Pohon-pohonnya tahan dari kekeringan dan termasuk tumbuhan tropofit, artinya mampu beradaptasi terhadap keadaan kering dan keadaan basah pada saat musim kemarau (kering), daunnya meranggas, sebaliknya saat musim hujan, daunnya lebat. Hutan musim biasa diberi nama sesuai dengan tumbuhan yang dominan, misalnya: hutan jati, hutan angsana. Di Indonesia, hutan musim dapat ditemukan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Fauna yang banyak ditemukan rusa, babi hutan, harimau.



F. Hutan Lumut

Hutan lumut banyak ditemukan di lereng gunung atau pegunungan yang terletak pada ketinggian di atas batas kondensasi uap air. Disebut hutan lumut karena vegetasi yang dominan adalah tumbuhan lumut. Lumut yang tumbuh tidak hanya di permakean tanah dan bebatuan, tetapi mereka pun menutupi batang-batang pohon berkayu. Jadi pada hutan lumut, yang tumbuh tidak hanya lumut saja, melainkan hutan yang banyak pepohonannya yang tertutup oleh lumut. Sepanjang hari hampir selalu hujan karena kelembaban yang tinggi dan suhu rendah menyebabkan timbulnya embun terus-menerus.



G. Bioma Hutan Gugur (Deciduous Forest)

Ciri khas bioma hutan gugur adalah tumbuhannya sewaktu musim dingin, daun- daunnya meranggas. Bioma ini dapat dijumpai di Amerika Serikat, Eropa Barat, Asia Timur, dan Chili.

Ciri-ciri:
  1. Curah hujan merata sepanjang tahun, 75 - 100 cm/tahun.
  2. Mempunyai 4 musim: musim panas, musim dingin, musim gugur dan musim semi
  3. Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan tropis.

Musim panas pada bioma hutan gugur, energi radiasi matahari yang diterima cukup tinggi, demikian pula dengan presipitasi (curah hujan) dan kelembaban. Kondisi ini menyebabkan pohon-pohon tinggi tumbuh dengan baik, tetapi cahaya masih dapat menembus ke dasar, karena dedaunan tidak begitu lebat tumbuhnya. Konsumen yang ada di daerah ini adalah serangga, burung, bajing, dan racoon yaitu hewan sebangsa luwak/musang.

Pada saat menjelang musim dingin, radiasi sinar matahari mulai berkurang, subu mulai turun. Tumbuhan mulai sulit mendapatkan air sehingga daun menjadi merah, coklat akhirnya gugur, sehingga musim itu disebut musim gugur.

Pada saat musim dingin, tumbuhan gundul dan tidak melakukan kegiatan fotosentesis. Beberapa jenis hewan melakukan hibernasi (tidur pada musim dingin). Menjelang musim panas, suhu naik, salju mencair, tumbuhan mulai berdaun kembali (bersemi) sehingga disebut musim semi.



H. Bioma Hutan Taiga / Hutan Homogen

Bioma ini kebanyakan terdapat di daerah antara subtropika dengan daerah kutub, seperti di daerah Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska, Kanada.

Ciri-ciri bioma hutan taiga:
  1. Perbedaan antara suhu musim panas dan musim dingin cukup tinggi, pada musim panas suhu tinggi, pada musim dingin suhu sangat rendah.
  2. Pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas yang berlangsung antara 3 sampai 6 bulan.
  3. Flora khasnya adalah pohon berdaun jarum/pohon konifer, contoh pohon konifer adalah Pinus merkusii (pinus). Keanekaragaman tumbuhan di bioma taiga rendah, vegetasinya nyaris seragam, dominan pohon-pohon konifer karena nyaris seragam, hutannya disebut hutan homogen. Tumbuhannya hijau sepanjang tahun, meskipun dalam musim dingin dengan suhu sangat rendah.
  4. Fauna yang terdapat di daerah ini adalah beruang hitam, ajak, srigala dan burung-burung yang bermigrasi kedaerah tropis bila musim dingin tiba. Beberapa jenis hewan seperti tupai dan mammalia kecil lainnya maupun berhibernasi pada saat musim dingin.


I. Bioma Hutan Tundra

Bioma ini terletak di kawasan lingkungan Kutub Utara sehingga iklimnya adalah iklim kutub. Istilah tundra berarti dataran tanpa pohon, vegetasinya didominasi oleh lumut dan lumut kerak, vegetasi lainnya adalah rumput-rumputan dan sedikit tumbuhan berbunga berukuran kecil.

Ciri-ciri:
  1. Mendapat sedikit energi radiasi matahari, musim dingin sangat panjang dapat berlangsung selama 9 bulan dengan suasana gelap.
  2. Musim panas berlangsung selama 3 bulan, pada masa inilah vegetasi mengalami pertumbuhan.
  3. Fauna khas bioma tundra adalah "Muskoxem" (bison berhulu tebal) dan Reindeer/Caribou (rusa kutub).


J. Hutan Bakau / Mangrove

Hutan bakau/mangrove banyak ditemukan di sepanjang pantai yang landai di daerah tropik dan subtropik. Tumbuhan yang dominan adalah pohon bakau (Rhizophora sp), sehingga nama lainnya adalah hutan bakau, selain pohon bakau ditemukan pula pohon Kayu Api (Avicennia) dan pohon Bogem (Bruguiera).

Ciri-ciri:
  1. Kadar garam air dan tanahnya tinggi.
  2. Kadar O2 air dan tanahaya rendah.
  3. Saat air pasang, lingkungannya banjir, saat air surut lingkungannya becek dan herlumpur.

Dengan kondisi kadar garam tinggi, menyebabkan tumbuhan bakau sukar menyerap air meskipun lingkungan sekitar banyak air, keadaan ini dikenal dengan nama kekeringan fisiologis. Untuk menyesuaikan dengan lingkungan tersebut tumbuhan bakau memiliki dedaunan yang tebal dan kaku, berlapiskan kutikula sehingga dapat mencegah terjadinya penguapan yang terlalu besar.


Untuk menyesuaikan diri dengan kadar O2 rendah, tumbuhan bakau memiliki akar nafas yang berfungsi menyerap O2 langsung dari udara. Agar individu baru tidak dihanyutkan oleh arus air akibat adanya pasang naik dan pasang surut terutama pada bakau kita dapati suatu fenomena yang dikenal dengan nama VIVIPARI yang artinya adalah berkecambahnya biji selagi biji masih terdapat dalam buah, belum tanggal dari pohon induknya, dapat membentuk akar yang kadang-kadang dapat mencapai 1 meter panjangnya.


Jika biji yang sudah berkecambah tadi lepas dari pohon induknya maka dengan akar yang panjang tersebut dapat menancap cukup dalam di dalam lumpur, sehingga tidak akan terganggu dengan arus air yang terjadi pada gerakan pasang dan surut. Hutan bakau di Indonesia terdapat di sepanjang pantai timur Sumatra, pantai barat dan selatan Kalimantan dan sepanjang pantai Irian, di Pulau Jawa hutan bakau yang agak luas masih tersisa di sekitar Segara Anakan dekat Cilacap yang merupakan muara sungai Citanduy.


Jenis-jenis hewan yang dapat ditemukan dalam lingkungan hutan bakau terutama adalah ikan dan hewan-hewan melata (buaya, biawak) dan burung-burung yang bersarang di atas pohon-pohon bakau.

REPORT TEXT

WORKSHEET – REPORT TEXT NAME : ………………………………………CLASS: XI ips-…

A. READ THE TEXT THEN ANSWER THESE QUESTIONS!

The white pelican is one of the most successful fish eating birds. The success is largely due to its command hunting behavior. A group, perhaps two dozen birds, will gather in a curved are some distance offshore, beating the water furiously with their wings, driving the fish before them.
When the water is shallow enough for the birds to reach the fish, the formation breaks up as each bird dip its bill into the water scoop up its meal. As the bird lifts its head, the water drains from its bill leaving the fish which are then swallowed.
Pelicans are among the oldest group of birds. Fossil of this genus have been founded dating back 40 million years.
  1. How do white pelican hunt for fish? …………………………………………………….....…….
  2. Why is white pelican called as the most successful fish eating bird?. ........................................
  3. How do they beat the sea water?..........................................................................................
  4. What’s the main idea of the text above?................................................................................
  5. How old was the fossil of the Pelican? ……………………………………….............…………

Kamis, 22 September 2011

STATISTIK PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2006


No.
Kelompok Umur
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah Total
1.
0–4
11.535.998
11.118.148
22.654.146
2.
5–9
11.570.307
11.188.286
22.758.593
3.
10–14
11.145.790
10.791.513
21.937.303
4.
15–19
10.739.205
10.390.620
21.129.825
5.
20–24
10.665.333
10.308.040
20.973.373
6.
25–29
10.531.695
10.057.606
20.589.301
7.
30–34
9.812.957
9.366.116
19.179.073
8.
3–39
8.896.142
8.255.674
17.151.816
9.
40–44
7.521.755
7.534.277
15.056.032
10.
45–49
6.321.784
6.863.584
13.185.368
11.
50–54
5.001.602
5.728.369
10.729.971
12.
55–59
3.460.894
3.809.545
7.270.439
13.
60–64
2.981.302
3.338.382
6.319.684
14.
65–69
2.433.871
2.881.559
5.315.730
15.
70–74
1.698.103
2.090.575
3.788.678
16.
75–79
988.639
1.228.434
2.217.073
17.
80+
637.715
926.123
1.563.838
Jumlah

115.943.092
115.877.151
231.820.243

Template by : kendhin x-template.blogspot.com